ADS BANNER 480x80

Selasa, 18 Desember 2012

1 Rangkaian Terima Kasih Untuk Istriku


Posting ini kupersembahkan untuk istriku tercinta yang begitu luar biasa mendukung, menemani dan mensupport ak dikala sedih dan senang,,,,,,,,,,,,THANKS MY WIFE your the best women in the world....... persembahan untukmu di usia pernikahan kita yang menginjak 5 tahun.

Kau terlihat begitu letih... 

Sebelum mataku terbuka melihat dunia, sebelum fajar mengajak kita bersujud, kau mencucikan pakaianku dan anak kita. 

Segelas kopi untukku tak pernah absen di meja makan kita yang sederhana, yang tak layak disebut meja makan. Kala mataku lelah bekerja membangun sebuah masa depan, kau rajin mengingatkanku untuk tak lupa berdoa.  

Hari ini kau tampak begitu Lelah... Tapi, kau berupaya menyembunyikannya di depanku dan selalu seperti itu. Dan aku tak tega untuk berterus terang bahwa aku mengetahui kau kelelahan. Maka, biarkan tubuhku menjadi perebahan sejenakmu melepas penat sebelum aku berangkat kerja. 

Hari ini kau tampak begitu Payah. Namun, tak pernah kudengar engkau mengeluhkannya. Yang ada, kau rajin bersenandung di kamar kecil kita tiap maghrib dengan lantunan ayat-ayat suci. 

Waktu istirahatmu telah tercuri untuk darma baktimu sebagai istri dan Ibu. Hari ini kau tampak begitu Letih... Tak jarang kau membuat masakan lezat kesukaanku. 

Tak jarang kau mengurusi segala urusan rumah tangga kita sendirian. Tak jarang aku harus meninggalkanmu demi tugas. 

Tak jarang aku lebih memikirkan pekerjaan di kantor ketimbang meluangkan waktu bersamamu. Saat ini kau tampak begitu letih. Selama lima tahun kau setia mendampingiku dalam suka dan duka. 

Wahai muslimah yang baik, istriku, saksikan hari ini aku sebagai laki-laki yang egois dan memikirkan diri sendiri untuk: 
Menyampaikan rasa kagumku. 
Menyampaikan maafku karena keteledoranku dan kebodohanku. 
Menyampaikan terima kasih tak terhingga atas pengorbananmu. 
Menyampaikan kebanggaanku sebagai suamimu. 
Tiada kata yang lebih layak kuucapkan selain puji dan syukur kepada Allah yang telah memilihkan pasangan hidup yang terbaik untukku. 

Terima Kasih istriku semoga kelak kita bisa hidup bahagia hingga kakek nenek...dan juga hingga mata ini tak bisa terbuka lagi......amin ya rob....

0 Dalam Diam

Diam adalah caraku mencintaimu karena-Nya. Kulakukan untuk menjaga kesucian hatiku dan hatimu karena memang terjaganya kesucianku dan kesucianmu adalah tujuanku. Ini adalah caraku mengasihimu karena-Nya. 

Kulakukan untuk memelihara suatu kehormatan, karena memang terpeliharanya kehormatanku dan kehormatanmu adalah cita-citaku. Jikalau Allah tak menakdirkan tersampaikan indahnya rasa ini kepadamu di dunia ini dalam ridha-Nya, mungkin dunia bukanlah tempat yang tepat bagi cinta untuk saling bersemi. Tapi bisa jadi cinta itu akan bersemi di Surga-Nya. 

Karena ku sangat yakin, bahwa di akhirat kelak Allah akan menghimpun orang-orang yang saling mencintai karena-Nya. Dan diamku kini adalah caraku mencintaimu karena-Nya. Suci tak tersentuh. Bahkan syaitanpun tak pernah tahu. Insya Allah... Jika kau belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam. Karena diammu adalah salah satu bukti cintamu. 

Kau ingin muliakan dia dan tidak akan mengajaknya menjalin hubungan terlarang, dengan tidak merusak kesuciannya dan penjagaan hatinya. Karena diammu akan memuliakan kesucian diri dan kesucian hatimu, serta menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu. Karena diammu bukti kesetiaanmu dengannya. 

Karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah Allah Ta’ala pilihkan untukmu. Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali, yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ? Sampai akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah. 

0 Siapa Yang Harus Aku Ta'ati

Seorang gadis kecil baru saja pulang dari sekolah. Sesampainya dirumah, Sang Ibu melihatnya sedang bersedih. Dia pun bertanya kepada anakya tentang sebab kesedihannya. Gadis kecil itu pun menjawab: “Bu, tadi bu guru mengancamku akan dikeluarkan dari sekolah, karena pakaian panjang yang aku kenakan”. “Tetapi pakaian ini adalah pakaian yang dicintai Alloh, anakku!”. 

“Benar bu, tapi Ibu guru tidak suka”. 

“Baik nak, meskipun bu guru tidak suka, tetapi Alloh menyukainya”. Jadi, siapakah yang akan kamu ta’ati? 

Akankah kamu taat kepada Alloh yang telah menciptakanmu, membentuk parasmu dan memberi nikmat kepadamu? Atau kamu akan taat kepada makhluk yang tidak bisa mendatangkan manfa’at kepadamu?”. 

Alloh lah yang aku taati, bu ! Bagus nak. Kamu benar ! 

Keesokan harinya, sang anak tetap berangkat ke sekolah dengan mengenakan pakaian panjang dan ketika sang guru melihatnya, dia pun menghardik dengan kasar. Gadis tersebut tidak kuasa menghadapi hardikan sang guru, apalagi seisi kelas memandang kearahnya. Dan tangisan pun meledak. Sambil terisak, anak itu melontarkan kata-kata singkat namun memiliki makna yang besar : “Demi Alloh, aku tidak tahu siapa yang harus aku taati, Anda atau Dia?” 

“Dia siapa?” tanya sang guru. 

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Aku taati perintahmu, lalu aku mengenakan pakaian yang anda sukai dan bermaksiat kepada-Nya, ataukah aku akan mentaati-Nya dan mengabaikan perintah Anda? 

“Aku akan tetap mentaati Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, walau harus mengalami segala kepahitan, jawab sang gadis. Kata-kata itu keluar dari mulut mungil gadis tersebut. Kata-kata yang memperlihatkan loyalitas penuh kepada Alloh ta’ala. Dengan tegas gadis kecil itu menyatakan komitmen dan ketaatannya kepada perintah-perintah Alloh Yang Maha Kuasa. Apa guru tersebut membiarkannya? Sang guru meminta agar ibu anak tersebut dipanggil ke sekolah, apa yang kira-kira dia inginkan? 

Sang ibu pun datang. “Anak anda telah menasehatiku dengan nasehat yang paling berharga yang pernah aku dengar selama hidupku”, kata guru kepada sang ibu. Ya, guru tersebut telah menerima nasehat dari muridnya yang masih kecil. Guru yang telah belajar tarbiyah dan memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas. Seorang guru yang ilmunya tidak menghalangi untuk menerima nasehat dari seorang anak kecil yang seusia dengan anaknya. Selamat, bagi guru tersebut. Selamat pula bagi anak kecil yang ditelah ditempa dengan tarbiyah islam dan menggenggamnya dengan kuat. Dan selamat bagi sang ibu yang telah berhasil menanamkan rasa cinta kepada Alloh ta’ala dan Rasululloh kepada sang anak. Maka dari itu wahai para ibu muslimah Kalianlah yang menggenggam anak-anak kalian. Mereka ibarat adonan yang bisa dibentuk sesuai dengan kehendak kalian. Maka, segeralah untuk membentuk mereka sesuai dengan bentuk yang diridhoi Alloh dan Rasul-Nya. 

Ajari mereka sholat Ajari mereka untuk senantiasa taat kepada Alloh 
Ajari mereka tentang keteguhan dan kebenaran 
Ajarkan semua itu kepada mereka sebelum mereka memasuki usia dewasa Jika mereka tidak sempat mendapatkan tarbiyah ketika kecil, niscaya kalian akan sangat menyesal karena kalian akan kehilangan anak kalian di masa dewasa mereka. 

Gadis ini bukan hidup dimasa sahabat, maupun dimasa Tabi’in, tetapi gadis ini hidup di zaman yang penuh fitnah ini. Kisah ini membuktikan bahwa sebenarnya kita mampu untuk mencetak generasi seperti gadis ini. Seorang gadis yang bertaqwa akan berani untuk menampakkan kebenaran serta tidak takut terhadap celaan orang yang mencela. Saudari Mukminah, anakmu sekarang berada dihadapanmu, siramilah dia dengan air ketaqwaan dan keshalihan. 

Perbaikilah lingkungannya. Jauhkan ia dari berbagai virus dan obat-obat berbahaya. Inilah tantangan yang berada dihadapanmu. Silahkan koreksi, apa yang telah kamu lakukan dengan amanah yang Alloh titipkan padamu. 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda “Barang siapa yang mencari keridhoan manusia dengan mengabaikan kemurkaan Alloh, niscaya Alloh akan melimpahkan urusannya kepada manusia. Dan barang siapa yang membuat manusia marah demi mencari keridhoan Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkannya dari meminta bantuan manusia” (Al-Hadist). -rsk- 
dikutip dari Mawaqifu Dzat “Syaikh Umar Al-Asyqor”

0 Surat Untuk Suami Tercinta

Suamiku, lima tahun sudah berlalu. Masih teringat jelas di dalam memori otakku detik-detik bahagia itu. Detik di mana malaikat pun ikut mendoakan kita. Detik di mana gerbang kebahagiaan akan kita lewati dengan ikatan perjanjian yang kuat. Mahligai akan kita bangun dengan kekuatan cinta. Mahligai yang meski sederhana, namun kokoh dan meneduhkan. Engkau sebagai raja yang arif dan perkasa melindungi dari setiap serangan. Dan aku adalah ratu yang lembut, senantiasa memberi cinta dan kedamaian serta menjaga singgasana kita. Suamiku, lima tahun kita lalui penuh kebahagiaan. 

Namun sayang, kita tidak boleh berbangga diri. Jalan di depan kita masih panjang. Lima tahun bukan waktu yang sedikit untuk masa perkenalan, seperti halnya bunga krisan yang beradaptasi di lingkungan barunya. Lima tahun hanya masa yang singkat, karena sepanjang usia kita pun takkan bisa benar-benar mengenal dua pribadi yang berbeda. Lima tahun pertama hanya titik awal kita memulai perjalanan ini. Ingatlah suamiku, perjalanan kita nantinya tidak selalu semulus yang kita rencanakan. Akan banyak kejutan dari-Nya yang bisa membuat kita tersenyum, tertawa, menangis, bahkan terluka. 

Namun, jangan sampai gentar suamiku sayang. Tetaplah tegar dan kuat menghadapinya. Karena kita kan selalu bersama, berusaha bersabar dan mengambil hikmah di setiap kejutan itu. Ingatkah engkau sayangku. Nasehat bijak dari orang tua kita? Beliau tak lebih tinggi pendidikannya dari kita. Namun, mereka telah melalui perjalanan yang panjang. Telah banyak bunga dan duri yang mereka temui. Dan pastinya, mereka lebih banyak mengambil hikmahnya. Maka suamiku, mari kita renungkan nasehat tersebut. Sama-sama kita perbanyak bekal dalam perjalanan panjang kita. Sayang, aku ingin selalu menjadi bidadari untukmu. Tidak hanya di dunia sekarang, tapi juga sampai ke surga Allah kelak. Maka, tak akan mudah seperti yang ku bayangkan untuk mencapainya. Dinda juga perlu bantuan dan dukunganmu, wahai suamiku. Ingatkanlah dengan tegas setiap kesalahanku namun dengan kelembutanmu. Karena isterimu ini hanyalah tulang rusuk mu yang bengkok. Jangan kau paksakan meluruskannya, karena ia akan patah. Tapi jangan juga kau biarkan karena ia akan selamanya bengkok. 

Bimbinglah isterimu ini untuk meraih ridho dari mu dan terutama ridho dari Allah. Ketahuilah suamiku, aku hanyalah manusia biasa yang jauh dari sempurna. Begitu juga dengan dirimu. Aku hanya wanita yang bisa rapuh. Begitu juga engkau hanya lelaki biasa yang bisa menjadi khilaf. Kita hanya pribadi yang mempunyai ego masing-masing. Kita bisa mengajukan semua logika untuk merancang masa depan surga kita. Namun, kita tidak berdaya dengan kuasa-Nya. 

Hanya kekuatan doa lah yang bisa membantu kita. Hanya kesederhanaan pemikiran kita tentang sabar dan syukur yang bisa menyelamatkan kita. Jangan pernah takut sayang, jika suatu saat badai datang menerjang kapal kita. Aku kan selalu mendampingimu melawan badai itu. Luruskan arah dan kembangkan layar, aku kan membantumu dengan kompas penunjuk arah yang benar. Tetaplah tabah menghadapinya karena badai itu kan mendewasakan kita hingga nantinya kita sampai ke pulau impian itu. Karena Allah tidak akan menguji kita di luar kesanggupan kita. Yakinlah akan ada terang setelah gelap malam. Kuatkanlah desain kapal kita agar anak-anak kita nantinya tetap aman di dalamnya meski kita menghadapi goncangan. Persiapkanlah untuk mereka pendidikan akhlak yang terbaik sehingga mereka bisa meguhkan perjuangan kita dan menguatkan dengan doa. 

Tak banyak lagi kata-kata yang bisa kutuangkan dalam surat ini, suamiku. Karena kata takkan cukup menceritakan tiap hal yang akan kita temui. Hanya sebait puisi kesayanganmu yang bisa kuselipkan di akhir surat ini.”Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.” (Sapardi Djoko Damono) 

Sekian surat dari ku untukmu suamiku. Kutitipkan doa di dalam surat ini, dan akan kukirim dengan penuh cinta kasih sayang hanya untukmu. Dari wanita tak sempurna yang sedang belajar menjadi perhiasan dunia untukmu, sebagai isteri sholeha. Bumi Allah, tepat lima tahun usia pernikahan kita…………………………… 

0 Ketika Aku Ingin Menikah

Wahai Rabb semesta alam, Ku ingin menikah atas perintahMu, Sungguh ku sangat khawatir tak mampu menjalankan perintahMu Tak berpijak nafsu atau kepentinganku, tapi tuk harap ridhaMu Wahai Maha Penggerak hati, Izinkanlah hati ini tunduk dalam biduk cinta keshalihan Terpatri ikrar Ilahiyah dan tauhid Jangan kau biarkan hatiku keras membatu karena nafsu Terombang ambing atas cinta, harapan fana nan semu Kini hatiku gelisah tak menentu ya Rabb Air mata seolah tak terbendung karena khawatir akan fitnah Takut akan kehancuran pribadiku karena godaan setan mengusik sepanjang waktu Iman ini mulai rapuh dan ragu pada janjiMu Ku sadari ya Rabb, saat ini pernikahan adalah ujian terbesarku Orientasi dan kecintaan pada diriMu kini kau uji Kau suguhkan harta, tahta, dan paras menarik semata 

Ya Rabb lindungi dan mampukan diriku, untuk lolos ujianMu Jangan gagalkan aku memperoleh ridhaMu ya Rabb Kusadari begitu banyak pejuang yang gagal dalam ujian ini Terbelenggu oleh duniawi dan kebahagiaan sesaat Terjebak oleh nafsu dan romantika keruh Melepaskan perjuangan hingga hilang hanyut dalam kenistaan cinta yang fana Banyak cinta yang datang menghampiri dan aku resah ya Rabb Ketika itu tak lahir dari syariatMu Bukan dalam kerangka iman dan Islam Bukan untukMu tapi hanya untukku Ya Rabb, hanya padaMu aku berkesah Karena hanya padaMu aku berlindung dan memohon Tunjukilah jalan yang lurus dan benar ya Rabb Jalan yang kau ridhai bukan jalan yang kau celakakan Mampukan aku memenuhi perintahMu untuk menikah Hindarkan dari kehancuran dan kehinaan Kokohkan niat untuk melangkah dalam kesucian Luluskan dalam menghadapi ujianMu… Demi Allah aku menikah… Laa illaha illallah Muhammadarrasulullah… 

0 Surat Buat Suami

 ♥♥♥♥♥♥ ♥♥♥♥♥♥
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Suamiku, berapa jam sudah kita melangkah dari gerbang pernikahan yang engkau buka dengan kunci akad. Bahagia dan haru menjadi satu. Sungguh! Saat aku dengar kau ucapkan “Saya terima nikahnya…” itulah yang selama ini aku nanti dan rindui. Saat dimana aku menangis sekaligus tertawa. Suamiku, ya kini aku bisa menyebutmu suami. Bahkan ketika nanti aku ditanya “Dengan siapa?” maka aku bangga menjawab “Dengan suami”. Imamku yang dirahmati Allah, betapa aku mengerti bahwa pernikahan tidak hanya antara kau dan aku. Namun juga ada keluarga besar. Ada orang-orang baru yang kita belum tahu “bagaimana” mereka. Doa kesekian dari beberapa jam perjalanan bahtera kita, semoga kita dapat diterima dan menerima oleh keluarga baru ini. Semoga Allah memudahkan adaptasi ini. Suamiku yang dimuliakan Allah, diwaktu yang lalu aku berada pada kegamangan yang dalam. Kesesatan dalam memilih untuk tidak memenuhi fitrahku, mengikuti sunnah rasulku. 

Takutku tersiksa dengan rasa cemburu, rindu dan cinta. Takut karena yang dirasa menjadi kabur antara fitrah dan hiasan nafsu semata. Tapi, melarikan diri pada Tuhan ternyata begitu menentramkan. Dan aku mengerti, (mencoba) memahami. Sayang, dua rakaat usai ijab qabul ini, ijinkanlah diri kita untuk menjalin keakraban dan kasih sayang. Ijinkan aku memperhatikanmu dan mendapat perhatian darimu supaya Allah memperhatikan kita dengan penuh rahmat. Ijinkan aku merengkuh mesra tanganmu, hingga berguguran dosa dari sela jemari kita. Ijinkan aku belajar menguntai cinta dengan mengenalmu lebih dalam. Mencintaimu setelah pernikahan kita, karena hari-hari kita akan panjang. Rasanya takkan habis kata semoga hingga labuh bahtera ini pada tujuanNya. Harapku, aku bisa menjadi pelipur duka, sahabat perjuangan, tempat berbagimu. Suamiku yang kucintai karena Allah, bantulah aku meneladani keagungan Asiyah, kecerdasan iman Ummu Ismail, kemuliaan Ibunda Khadijah yang mampu membangunkan rasa percaya diri dan keyakinan suami, meneladani ketaqwaan Ibunda Aisyah, ketulusan Nailah yang melindungi suami hingga jari tangannya tertebas pedang pasukan pembangkang, Nailah 18 tahun yang tulus mencintai Ustman bin ‘Affan 81 tahun. 

Bantulah aku istrimu, untuk meneladani kesetiaan Ummu Usamah. Suamiku yang dirahmati Allah, surat ini akumulasi dari segenap rasa rinduku padamu. Pada penantian “panjang” kala hati haus mereguk air telaga kasih sayang. Pada rasa yang tak seharusnya ada. Rasa iri pada mereka yang lebih dahulu mendapat barokah (semoga) pernikahannya. Suamiku yang dirahmati Allah, betapa dulu aku rindu mencium tanganmu, meminum susu dari pinggir gelas yang sama, rindu bersimpuh memohon keikhlasanmu atas keadaanku sehingga Allah ridho kepadaku, rindu menetap teduh wajahmu, mengantarmu pada bunga tidur. Suamiku, betapa dulu aku rindu membangunkanmu di sepertiga malam dengan kecupanku dan menyelesaikan sholat subuh bersama. Rindu menjadi tempatmu bermanja, bercerita atau hanya diam mendengar detak jam. Rindu merapikan anak-anak rambutmu, membiarkanmu terlelap dipangkuanku. 

Rindu… rindu merasakan benih-benih yang kau semaikan tumbuh, lalu kau rasakan gerakan kecilnya, rindu mengatakan “menantikan kelahiran si kecil”, rindu bahwa tubuh mungil itu hadir atas kuasa Allah SWT, melihatmu mengadzankannya di dadaku, rindu bahwa bibir kecil itu mencecap ASI, rindu bersama mendidik jundi kita, rindu itu semua. Masih banyak kerinduan yang tak ingin aku ceritakan, sisanya biarlah tertoreh pada perjalanan kita mulai hari ini. Ingin kukatakan rindu pada setiap gerak baktiku padamu. Gerak yang penuh harapan “semoga mendapat barokah”. 

Akhirnya suamiku, kusampaikan selamat datang nahkodaku. Bahtera ini engkaulah yang menjalankannya, bawalah kami (aku dan anak-anak kita) pada tepian hakiki, dan aku akan berusaha menjadi kelasi terbaik untukmu. Semoga setiap putaran kemudinya adalah kebaikan. Setiap lajunya adalah keberkahan. Setiap angin yang berhembus adalah keridhoan. Semoga bahtera ini berlayar dengan ketaqwaan, kasih sayang, kesetiaan. Semoga tak ada enggan untuk mengkomunikasikan semuanya secara dialogis, sehingga ada keterbukaan dan kejujuran. Semoga ikatan kita dunia akhirat. Suamiku, mari bersabar dan bersyukur … 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yang selalu ingin jatuh cinta padamu setiap waktu Istrimu 

sumber

My Social Media

ADS BANNERS 480x80

Diberdayakan oleh Blogger.