ADS BANNER 480x80

Kamis, 03 Oktober 2013

0 PTC Ayuwage, Salah Satu PTC Yang Benar - Benar Potensial

Mengapa PTC Ayuwage ini saya anggap potensial? 

PTC ini termasuk yang bisa menghasilkan pundi Dollar melebihi PTC-PTC umumnya dalam sehari, walaupun kita tidak punya referal pun masih bisa dapat sekitar $0.1 sehari. jadi ladang dollar PTC Ayuwage ini bisa dibilang cukup istimewa, saya sendiri baru gabung di situs ini dan bisa langsung dapat $0,1 dengan klik beberapa iklan saja. PTC Ayuwage sistemnya lebih mirip dengan logiPTC atau Trekpay, tetapi income yang bisa dihasilkan di Ayuwage lebih besar dari logiPTC atau Trekpay. cara mendapat credits di Ayuwage juga mudah, setiap 200 credits dihargai $0.1 tinggal klik menu start earning, lalu pilih dan tekan: "view sites", "regular sites", "search sites","signup sites","survey sites". dalam "view sites", "regular sites", ada banyak iklan yang bisa di klik. timer ada yang 10 detik, 15 detik dan 20 detik. iklan sangat banyak dan per klik iklan dihargai ($0.001, $0.005, $0.015).  



Sehari bisa dapat $0.1 atau lebih (tergantung keaktifan), sehingga bisa cepat Payout. kalau anda sering online berjam-jam untuk browsing atau Facebook, bisa dicoba install toolbar Ayuwage, sehingga bisa tahu lewat notifikasi iklan baru yang muncul. lumayan buat tambah-tambah credits. kalau tidak install tollbar juga tak apa-apa, silakan cek iklan yang muncul pada pagi, siang, dan malam. minimum Payout cuma $5 saja, diproses lewat Paypal atau Alertpay. 

mengapa harus join di Ayuwage

sudah terbukti membayar dan eksis sejak Februari 2010 (review ptc-investigation.com) sehari bisa dapat $0.1 lebih (tanpa referal) jika punya referal banyak dan mereka aktif maka potensi income juga lebih besar dari itu. jumlah referal tidak dibatasi sehingga potensi income dari referal terbuka lebar. minimum cashout (PO) hanya $5 saja. 

Pembayaran diproses lewat Paypal, atau Alertpay 1 level unlimited direct referal, sehingga kita bisa cari referal sebanyak-banyaknya,dengan bonus 10% direct referal earning. mempunyai forum sendiri, dan twitter 

Bukti pembayaran saat ini saya sudah dibayar 1 kali di Ayuwage, silakan klik DISINI untuk melihat bukti pembayaran tersebut. (update 01 September 2013). 

Cara daftar untuk gabung di Ayuwage, silakan klik DISINI
  1. masukkan data anda, 
  2. kemudian cek email anda untuk menverivikasi (mengaktifkan account) lewat link yang disertakan dalam email.
Mumpung PTC ini masih HOT, ayo silakan gabung di situs ini dengan klik DISINI atau klik banner dibawah ini: 

Semoga Bermanfaat Thanks :)

Selasa, 01 Oktober 2013

0 Bisnis UANG RECEH (O.D.A.P) ternyata terbukti membayar membernya!!!!

Sobat blogger mungkin sudah tahu bisnis O.D.A.P atau uang receh, bisnis yang selama ini masih banyak yang meragukan kebenaran bisnis tersebut apakah membayar membernya atau tidak. Postingan ini ingin memberikan wawasan kepada sobat blogger yang ingin menjalankan bisnis O.D.A.P atau yang sudah menjalankannya tapi masih ragu - ragu tentang bisnis ini.  

Mungkin dulu ane sempat kepikiran juga waktu menjalankan bisnis ini apakah benar membayar atau tidak tetapi ane tetap semangat mempromosikan bisnis ini akhirnya dari kesabaran ane dan ketekunan akhirnya ane bisa mencapai batas payout yang ditetapkan,,

walaupun begitu ane masih harap2 cemas menantikan payoutnya dan pada hari ini ternyata ane dapat transferan dari hasil menjalankan bisnis ini walaupun ga seberapa tapi membuktikan bahwa bisnis O.D.A.P ternyata benar - benar membayar membernya. bukti payout ane lampirkan, untuk melihat bukti payout nya silakan klik disini untuk melihat bukti payout ane :) 

Bagi yang ingin lebih tahu tentang bisnis ini silakan klik disini

semoga bermanfaat bagi kita semua...thanks :) 

Selasa, 09 Juli 2013

1 Kisah Suami Istri yang Mengharukan

Berikut Ini Adalah cerita kisah pasangan suami istri, ceritanya sangat bagus. 20 menit sobat membaca ini, akan terjadi perubahan dalam hidup sobat. baca sampai habis ya, jangan diputus putus bacanya agar kisahnya terbayang jelas. 

selamat membaca !!! 

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri. Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. 

Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka. Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. 

Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku. Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. 

Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku. Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. 

Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya. Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami. Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku. 

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi. Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. 

Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya. “Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut. Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. 

Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??” “Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. 

Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu. Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah. Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. 

Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas. Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. 

Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis. Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. 

Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara. Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. 

Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. 

Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku. Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. 

Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya. Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. 

Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku. Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. 

Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. 

Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya. Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. 

Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. 

Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku. Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. 

Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia. 

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku. 

Istriku Liliana tersayang, 

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. 
Maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. 
Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. 

Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. 

Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. 

Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku. 

Teruntuk Farah, putri tercintaku. 

Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. 
Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. 
Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy! 

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. 

Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta. Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. 

Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi. Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. 

Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?” Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. 

Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.” Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?” Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.” 

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus. 

Senin, 08 Juli 2013

0 8 Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Teman teman sekalian, sekedar buat renungan saja, mudah-mudahan bermanfaat. 

“Seumur hidup kita menggendong orang tua di pundak kita, tidak akan bisa membalas jasa-jasa orang tua kita” 

8 Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya 

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia. 

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : 
“Makanlah nak, aku tidak lapar” – KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA 

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : 
“Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” – KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA 

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja. ” Ibu tersenyum dan berkata :
”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” - KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA 

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :
”Minumlah nak, aku tidak haus!” – KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT 

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, Ibu berkata : 
“Saya tidak butuh cinta” – KEBOHONGA N IBU YANG KELIMA 

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : 
“Saya punya duit” – KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM 

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku : 
“Aku tidak terbiasa” – KEBOHONGA N IBU YANG KETUJUH 

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. 
Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : 
 “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” – KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN. 

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. 

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : “Terima kasih Ibu ! “ 

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar (maaf yah nyindir yg pacaran), kita pasti lebih peduli dengan pacar. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita…?? 

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. 

Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari. 

Senin, 22 April 2013

0 Cerita Inspiratif Tentang Ibu

Suatu saat ibu saya mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia Membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi Berbelanja bersama dengan orang lain, Dan saya bukanlah orang yang sabar, Tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut. 

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, Dan ibu saya Mencoba gaun demi gaun Dan mengembalikan semuanya. Seiring Hari yang Berlalu, saya mulai lelah Dan ibu saya mulai frustasi. Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel Gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai. 

Pada blusnya terdapat sejenis Tali di bagian tepi lehernya, Dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk Kali ini saya ikut masuk Dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti Pakaian, saya melihat bagaimana IA mencoba pakaian tersebut, Dan dengan Susah mencoba untuk mengikat talinya. Ternyata, tangan-tangannya sudah mulai Dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi Dan sebab itu dia tidak dapat Melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa Kasihan yang dalam kepadanya. 

Saya berbalik pergi Dan mencoba menyembunyikan Air Mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan Lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun Tersebut. Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya. 

Perjalanan belanja Kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir Dan tidak dapat Terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa Hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di Dalam ruang ganti pakaian tersebut Dan terbayang tangan ibu saya yang sedang Berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan Saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari Semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya. 

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil Tangannya, menciumnya ... Dan yang membuatnya terkejut, memberitahukannya Bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di Dunia ini. 

Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat Melihat dengan Mata baru, betapa bernilai Dan berharganya kasih sayang yang Penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu Hari Kelak tangan saya Dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri. 

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, Tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu... With Love To All Mother. 

Note: 
Berbahagialah yang masih memiliki Ibu. Dan lakukanlah yang terbaik Untuknya.. " 
Lakukanlah yang Terindah Dan Terbaik yang Anda dapat persembahkan Untuknya " 

0 Caraku Menjaga Cintaku

Sengaja aku tak menghubungimu, 
Tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu. 
Mungkin ini tak biasa, 
Tapi bagiku, Inilah cara terbaik mencintaimu. 

Aku mencintaimu dengan cara menjauh darimu, Bukan karena aku mulai tak menyukaimu, Justru karena aku sangat mencintaimu, Dan aku ingin menjagaku juga menjagamu, Menjaga tulusnya hatimu, juga menjaga kesucian hatiku. 

Inilah caraku mencintaimu, 
Dalam diamku, 
Dalam ketulusanku, 
Dalam kesucianku, 
Dalam cara tak biasaku, 

Meski sulit, 
Meski berat, 
Meski sakit untukku, 

Namun ku tahu ini pilihan terbaik agar kita tak terlalu saling mengharap. 
Karena berharap hanya pantas pada Sang Pemilik Hati, 
Karena berharap hanya pantas digantungkan pada Sang Pemilik Cinta, 
Pada-Nya kuharap Dia kan menjagamu untukku, 
Pada-Nya kutitipkan hatimu, 

Biarlah ku hanya bisa menyapamu lewat senandung doa, 

Agar Untukmulah segala kebaikan, Agar bersamamulah segala keindahan. 


0 " BUAT YANG SEDANG GALAU, BACA NIH....!!! "



Jangan tangisi mereka yg meninggalkanmu demi orang lain. Jika mereka cukup bodoh melepasmu, kamu harus cukup pintar melupakannya. 

Setiap org punya masalah. Lebih baik mencari solusi masalahmu daripada membandingkan masalahmu dengan orang lain. Kadang kamu bertemu seseorang yg sangat berarti dlm hidupmu hanya tuk menyadari pada akhirnya kamu harus melepaskannya.  

Kadang kamu bertemu seseorang yg sangat berarti dlm hidupmu hanya tuk menyadari pada akhirnya kamu harus melepaskannya. Pikirkan apapun yang akan kamu ucapkan. 

Karena setiap ucapan yang keluardari mulutmu, tak akan bisa kamu tarik kembali. Cintai apapun yang ada didunia dengan sewajarnya. Karena apapun yangada di dunia tak ada yang abadi. 

Belajar memahami bahwa tak semua keinginan bisa terpenuhi, barang kali obat terbaik tuk mencegah kecewa dan sakit hati. 

Jangan pernah menyepelekan apapun yang telah kamu miliki, karena mungkin yang kamu miliki itu sangat diinginkan oleh orang lain. Selalu lakukan kebaikan dengan cara terbaik. Karena dengan cara itulah kedamaian akan tercipta. Setuju?? 


0 Sebuah Catatan Untuk Renungan

Catatan seorang penulis buku ini bisa menjadi pelajaran yang berharga: 

"Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. 

Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. 

Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. 

Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. 

Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini." Tidak ada yang bisa kita ubah sebelum kita mengubah diri sendiri. 

Tak bisa kita mengubah diri sendiri sebelum mengenal diri sendiri. Takkan kenal pada diri sendiri sebelum mampu menerima diri ini apa adanya. 

0 RODA KEHIDUPAN TERUS BERPUTAR, ALLAH BERSAMA ORANG2 YG SABAR

Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. 

Pandai bersabar adalah bukan bakat, tapi perenungan seorang pemilik logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat. Karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?  

Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan. Hal inilah yang kemudian membentuk jiwa ramah dalam diri kita untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan dari Allah untuk menyulitkan Kita. 

Dan sebagai hasil akhir, kedamaian pun akan selalu meliputi jiwa. Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan Allah. 

Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan. 

0 KETIKA LAKI LAKI MENANGIS

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 ❤❀.♥Bismillahirrahmaanirrahim♥.❀❤ 

Beginilah cara laki-laki menangis, Terlihat diam dan tenang, sesekali air matanya keluar dari matanya. 

Pandangannya kosong namun seperti ingin mengatakan sesuatu. 
Tidak selama wanita saat menangis, hanya beberapa menit, bahkan beberapa detik.  

Diam dalam sendirinya, Seolah-olah tangis itu milik dia seorang. Tidak ada yang lain.. 

Setelah puas di detik-detiknya,dia kembali lagi beraktifitas seperti biasa.. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa.. Perempuan berpikir dengan perasaannya, laki-laki berpikir dengan logikanya. 

Inilah mengapa perempuan lebih sensitif dibandingkan dengan laki-laki. Tapi, menangis selalu berasal dari perasaan. Teman.. ketika laki-laki menangis.. bukan sebutan cengeng atau kurang jantanlah yang harus dilontarkan padanya. 

Tapi lihatlah betapa sangat beratnya dia menahan deritanya, sehingga dia perlu mengeluarkan air matanya yang berharga itu.. Dia tidak perlu orang mendekatinya, dia tidak perlu orang untuk menghiburnya. Yang dia perlukan hanya beberapa menit/detiknya untuk ketenangan batin.. 

Menangis merupakan dinamika emosi yang ada di setiap manusia. 

Sumber

My Social Media

ADS BANNERS 480x80

Diberdayakan oleh Blogger.