ADS BANNER 480x80

Sabtu, 26 November 2011

0 UCAPAN DAN HARAPAN BUNDA (2)

UCAPAN DAN HARAPAN BUNDA (2) Wajah anak-anak yang bagaimana yang mau kita lihat? Wajah anak-anak yang lebih penting ujian nasional ketimbang ujian hidup? Wajah anak-anak yang hanya memikirkan nilai berupa angka? Tapi melupakan nilai-nilai kehidupan? Utamanya nilai yang ada di al Qur'an dan di as Sunnah? Hidupnya kering dari budi, dari rasa, dari kasih sayang. Tujuan hidupnya kecil, hanya masuk sek...olah favorit? Hanya masuk perguruan tinggi negeri? Setelah lulus, mikirin hanya nyari kerja, nyari gajian? Tidak mencari Allah, yang Maha Memiliki Pekerjaan, Maha Memiliki Rizki?

Jangan diterjunbebaskan anak-anak kita ke sekolah-sekolah yang belasan tahun tidak ada shalat berjamaahnya ketika zuhur. Kelak kita akan mendapati susah sekali anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang bisa shalat berjamaah, di awal waktu, dan di masjid.

Jangan diterjunbebaskan anak laki-laki kita ke sekolah-sekolah yang aurat wanitanya begitu terbuka, sedang anak kita belumlah lagi diberi pengetahuan bahwa dia harus menjaga pandangannya, harus menahan nafsunya. Jangan diterjunbebaskan anak-anak perempuan kita, ke sekolah yang pergaulan beda jenisnya bebas. Anak-anak kita belum siap, atau kitalah yang menyiapkannya dulu hingga mereka siap.

Pernahkah berpikir, siapa yang akan menguburkan Anda? Anak Anda? Ataukah ia hanya bisa melihat dari tepian kuburan, di mana tukang penggali kuburlah yang menanam jasad kita. Bukan anak kita? Sebelum kita kemudian timbun dengan tanah dan meninggalkannya?

Pernahkah berpikir, siapa yang akan mendoakan kita, dan mengalirkan kita kebaikan demi kebaikan, setelah wafatnya kita? Jangan-jangan kita dipusingkan sejak anak kita hidup dan sejak kita hidup. Pusing dengan kelakuannya, yang semuanya sebenarnya adalah kesalahan kita. Anak ibarat gelas. Sayang, ia diisi dengan air yang bukan air al Qur'an dan as Sunnah.

0 TERCUKUPI DENGAN GAJI PAS-PASAN

TERCUKUPI DENGAN GAJI PAS-PASAN - Assalammualaikum Wr.Wb Saya ini adalah seorang Karyawati di Perusahaan Swasta Asing, masih single, kurang lebih 15 tahun kerja di perusahaan ini. Walaupun 15 tahun kerja di perusahaan ini penghasilannya hampir nggak jauh beda dengan karyawan/ti baru. Maaf bukan saya tidak bersyukur, tetapi itulah faktanya. Tapi Allhamdullilah dengan gaji sekian saya masih bisa mem...beri kepada orang tua, kakak saya, ada 2 orang yang satunya memang sudah tidak punya suami tetapi punya anak 2, dan kakak yang satunya lagi adalah seorang guru (PNS) yang menderita gagal ginjal dan harus cuci darah setiap minggu 2x ke Bandung, dan adik 1 orang.


Dengan gaji Rp.1.800.000 itulah setiap bulan saya bagikan, sementara saya sendiri ngontrak rumah per bulan Rp.300.000, belum makan, transport dan saya masih bisa ngasih sedekah kepada fakir miskin. Kadang saya suka berpikir...sepertinya tidak masuk akal kalau melihat dengan jumlah uang sekian saya masih memberi sedekah....saya tidak pernah bisa menabung...karena saya berasa berdosa...sementara saudara dan sekeliling saya masih kurang.

Setiap bulan uang untuk makan kadang tersisa cuma Rp.50.000,- dan anehnya cukup......malah saya bisa beli rumah di kampung halaman yang sekarang diisi oleh Ibu, Adik dan Kakak, tanah seluas 300m2.....padahal seumur hidup, saya tidak pernah menabung...... Subhanallah, Allahu Akbar itulah kebesaran Allah SWT. kalau dihitung secara matematika mana cukup uang sekian. Allhamdullilah Allah SWT selalu mencukupi saya.

Saya hanya ingin mengatakan : Jangan pernah ragu dan takut miskin untuk memberikan sedekah kepada orang-orang sekeliling kita terutama yang paling dekat dengan kita. Saya sering dikatai teman-teman, kalau saya ini tidak normal karena tidak punya keinginan untuk shopping untuk keperluan wanita atau barang2 lainnya. Yang paling bahagia buat saya adalah saya bisa memberikan sebagian hasil keringat saya yang halal kepada orang2 yang dekat, sekalipun tidak punya apa-apa. ( Wisatahati ) Mudah - Mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua......Aminnnn






0 Pelajaran Sang Keledai

Pelajaran Sang Keledai

Suatu Hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur.
Sementara si petani, sang pemiliknya memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, dia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga
perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai.
Ia mengajak tetangganya untuk membantunya.
Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta.
Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah
dituangkan ke dalam sumur, si petani tercengang melihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan
kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.
Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa
punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu,
namun si keledai juga terus mengguncangkan badannya dan kemudian
melangkah naik.
Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan melarikan diri.


Apa hikmah dari cerita di atas?
Kehidupan tentu akan selalu menuangkan segala macam persoalan dan masalah.
Cara untuk keluar dari masalah (kesedihan, keterpurukan, kemiskinan) itu adalah dengan mengguncangkan segala macam kotoran
dari dalam diri, pikiran, dan hati kita agar dapat melangkah naik
dan bangkit menuju keberhasilan.
Jadikan persoalan hidup yang ada merupakan satu batu pijakan untuk
melangkah. Kita dapat keluar dari “sumur” terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah.
Penuhilah diri kita dengan pikiran-pikiran optimis dan positif lalu melangkahlah naik.


“Cara untuk menjadi terdepan adalah dengan memulai melangkah.
Jika memulai sekarang, bulan depan anda akan tahu banyak hal yang
sekarang tidak anda ketahui, dan anda tidak akan mengetahui masa
depan jika anda menunggu-nuggu..”
(Willian – Feather)


Semoga bermanfaat... :)

My Social Media

ADS BANNERS 480x80

Diberdayakan oleh Blogger.