ADS BANNER 480x80

Senin, 15 Oktober 2012

Home » » Penantian Panjang Seorang Ibu

0 Penantian Panjang Seorang Ibu

Kisah ini dimulai dari seorang pengemis wanita dengan seorang bayi perempuannya yang berusia 1 tahun tidak seorang pun tahu dengan nama aslinya tapi beberapa orang tahu sedikit dengan masa lalunya yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halaman namun suaminya pergi entah kemana dan tidak pernah kembali lagi. Pada suatu hari ia tergerak dengan semangatnya untuk mendapat kehidupan yang lebih baik lagi ibu itupun bangkit dan memutuskan untuk bekerja untuk itu ia terpaksa meninggalkan anaknya di puing-puing sebuah toko dimana ia biasa di tempat itu tidur, makan dan hidup. Ia pun berpesan kepada anaknya agar ia tidak berkomunikasi dengan siapapun selama ibunya tidak ditempat, "Anakku dalam beberapa hari ini ibu akan mendapatkan cukup uang banyak untuk menyewa kamar yang sederhana sehingga kita tidak akan masuk angin lagi tidur disini anakku", hibur wanita itu. Dengan langkah yakin wanita itupun berangkat dan meninggalkan anaknya sendirian, namun selang beberapa lama ia pergi ada sepasang suami istri pengemis yang menculik gadis itu dengan paksa dan membawanya sejauh 300 km ke pusat kota dan menjualnya pada sepasang suami istri dokter yang kaya yang belum mempunyai anak walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun. Mereka memberi nama anak gadis itu SERAFONA.  

Ditengah - tengah kemewahan istana disitulah gadis kecil itu tumbuh dewasa, dan pada umurnya yang ke-24 tahun Serafona dikenal sebagai anak gadis gubernur yang amat jelita, dan sedang menyelesaikan gelar dokternya, ia adalah figur gadis yang jadi impian setiap pemuda dan akhirnya cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang bernama Geraldo. 

Setahun setelah perkawinan mereka, ayah gadis itu pun wafat dan menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27 sesuatu hal terjadi yang merubah kehidupan wanita itu, pagi itu serafona membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah terpakai lagi dan dilaci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto dimana seorang anak kecil yang digendong sepasang suami istri, selimut yang dipakai untuk menggendong anak itu pun lusuh dan anak itu sendiri tampak tidak terurus dan sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang,kemudian ia berlari membuka lemarinya sendiri dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni yang didalamnya terdapat seluruh barang - barang pribadinya dari kalung - kalung berlian hingga surat - surat pribadi tapi diantara benda - benda mewah itu terdapat sebuah bungkusan kapas kecil yang berisi anting - anting melingkar yang amat sederhana yang terbuat bukan dari emas murni. 

Apa yang ditemukan pagi itu seolah menjawab semua pertanyaan - pertanyaan yang selama ini mengukungnya seperti kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan bentuk wajah kedua orangtuanya atau kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya, itu adalah awal dari hidup baru serafona untuk mencari masa lalunya. Foto hitam putih itupun diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar keseluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri sebagai anak satu satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu serafona pun mendapat dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Meskipun belum ada perkembangan ia tetap yakin bahwa ibunya masih ada dan sedang menantinya sekarang. Pagi, siang dan sore hari ia berdoa agar bisa bertemu dengan ibundanya, hingga disuatu senja mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya, tanpa membuang waktu lagi serafona dan suaminya terbang ke sebuah rumah kumuh, ketika bertemu mereka tahu bahwa wanita separuh buta itu yang kini terbaring sekarat adalah wanita yang ada didalam foto, dengan suara terputus - putus wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan sekitar 25 tahun lalu, tidak banyak yang dingatnya tapi ia masih ingat kota bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. 2 lewat hari tanpa kabar dan pada hari ke-3 mereka menerima telepon dari seorang staff mereka yang mengatakan  bahwa sudah menemukan ibu serafona tapi mungkin waktunya sudah tidak banyak lagi. Mereka langsung naik mobil dan memasuki jalanan sepi dipinggiran kota yang kumuh dan angin pun berhembus dengan kencang, rumah - rumah disepanjang jalan itu begitu tua dan kusam, 1-2 anak kecil berlarian ditepi jalan tanpa memakai baju, ketika mobil berbelok memasuki kejalanan yang lebih kecil serafona pun bisa merasakan kemiskinan yang amat sangat dan ia pun berdoa Tuhan beri saya waktu 1 bulan saja, mobilpun berbelok kejalan yang lebih kecil dan angin yang penuh derita bertiup berebut memasuki celah jendela mobil mereka ketika mereka masuk belokan terakhir tubuh serafona dan suaminya menggigil begitu hebat, jalan itu bernama Los Velidas. 

Ditengah - tengah jalan itu terbaringlah seorang wanita tua dengan pakaian kumuh dan tubuh yang tidak bergerak, melihat hal itu pandangan serafona menjadi gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun dari mobil sedangkan suami serafona dengan sigap sudah loncat keluar dari mobil dan memburu  ibu mertuannya. "Serafona Cepat kemari ibu mu masih hidup tapi kau harus menguatkan hatimu". Serafona memandang tembok dihadapannya dan ingat waktu ia kecil menyandarkan kepalanya di tembok itu, ia memandang lantai dikakinya dan ingat ia belajar berjalan, air matanya mengalir keluar ketika melihat suaminya menyuntikan sesuatu ke wanita itu dan memberi isyarat untuk mendekat ia pun berlutut meraih kepala wanita itu ke dada nya dan berkata "Ya Tuhan beri kami sehari saja biarkanlah saya membiarkan ibu mendekap saya dan memberitahukan nya bahawa selama 25 tahun ini hidup saya begitu bahagia". 

Wanita tua itupun perlahan membuka matanya dan memandang sekelilingnya, kearah kerumunan orang - orang berbaju mewah, kearah mobil - mobil yang mengkilat, dan kearah wajah yang penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda. Mendengar suara itu si wanita tua itupun tahu bahwa apa yang ditunggu - tunggunya setiap malam antara sadar dan tidak kini menjadi kenyataan, ia pun tersenyum dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang hampir lepas, perlahan ia membuka genggaman tangannya tampaklah sebentuk anting - anting yang sudah menghitam, serafona mengangguk dan tanpa perduli di sekelilingnya ia  berbaring diatas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada ibunya. "Ibu saya sekarang tinggal diistana dan makan enak setiap hari, ibu jangan pergi dulu ibu!! apapun yang ibu mau kita bisa lakukan bersama - sama, ibu ingin makan yang enak atau tidur ditempat yang empuk apapun bisa kita bicarakan ibu apapun bisa kita lakukan,ibuuu...jangan pergi dulu ibu!!". Ketika telinganya menangkap detak jantung yang semakin melemah serafona kembali berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhan Yang Maha Pengasih dan Pemberi,Tuhan satu jam saja beri saya waktu satu jam saja"

Tapi dada yang didengarnya kini semakin sunyi sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu hanya senyuman wanita itu yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia - sia. 

Sobat semuanya dari cerita diatas menggambarkan bahwa bagaimana perjuangan dari seorang ibu agar bisa bertemu kembali dengan anaknya yang telah diculik walaupun hanya sesaat tapi perjuangan dan penantiannya tidaklah sia - sia. Sobat selagi kita memiliki ibu, cintai dan sayangilah ibu kita selagi kita masih ada waktu sebelum semuanya terlambat...jangan sakiti perasaan ibu kita selagi kita masih bisa menuruti keinginan ibu kita......cerita diatas menggambarkan bahwa kasih sayang ibu sepanjang masa dan sepanjang kehidupannya. 

Semoga bermanfaat dan menginspirasi kita semua untuk bisa memberikan yang terbaik buat kedua orang tua kita.....


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Saran, kritik, dan masukkan anda sangat penting untuk kemajuan blog ini, mohon maaf atas ketidaknyaman dalam blog ini maklum baru newbie dan masih melakukan perbaikan - perbaikan.

My Social Media

ADS BANNERS 480x80

Diberdayakan oleh Blogger.